Selasa, 24 Maret 2015

[011] Huud Ayat 019

««•»»
Surah Huud 19

الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَيَبْغُونَهَا عِوَجًا وَهُمْ بِالْآخِرَةِ هُمْ كَافِرُونَ
««•»»
alladziina yashudduuna 'an sabiili allaahi wayabghuunahaa 'iwajan wahum bial-aakhirati hum kaafiruuna
««•»»
 (yaitu) orang-orang yang menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan menghendaki (supaya) jalan itu bengkok. Dan mereka itulah orang-orang yang tidak percaya akan adanya hari akhirat.
««•»»
—those who bar [others] from the way of Allah, and seek to make it crooked, and disbelieve in the Hereafter.
««•»»

Kemudian Allah swt. menjelaskan bahwa sesungguhnya orang-orang yang lalim itu ialah yang menghalang-halangi manusia dari jalan Allah dan memalingkan mereka dari agama yang benar dan jalan yang lurus. Mereka berusaha menyesatkan manusia dengan cara mengajak mereka kepada agama yang bengkok agar mereka lari menjauhkan diri dari agama yang benar. Mereka sengaja berbuat demikian karena tidak percaya pada hari akhirat.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Yaitu orang-orang yang menghalangi manusia dari jalan Allah) dari agama Islam (dan menghendaki supaya jalan itu) (bengkok) tidak lurus (Dan mereka terhadap hari kemudian adalah) lafal hum kedua mengukuhkan makna lafal hum pertama (orang-orang yang tidak percaya).
««•»»
they who bar [people] from God’s way, [from] the religion of Islam, desiring [to have] it, seeking that the way be, crooked; and in the Hereafter they (hum, ‘they’, is [reiterated] for emphasis) are disbelievers.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 18][AYAT 20]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
19of123
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=11&tAyahNo=19&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2   
al-quran.info/#11:19

[011] Huud Ayat 018

««•»»
Surah Huud 18

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أُولَئِكَ يُعْرَضُونَ عَلَى رَبِّهِمْ وَيَقُولُ الْأَشْهَادُ هَؤُلَاءِ الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى رَبِّهِمْ أَلَا لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ
««•»»
waman azhlamu mimmani iftaraa 'alaa allaahi kadziban ulaa-ika yu'radhuuna 'alaa rabbihim wayaquulu al-asyhaadu haaulaa-i alladziina kadzabuu 'alaa rabbihim alaa la'natu allaahi 'alaa alzhzhaalimiina
««•»»
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah?. Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi  716  akan berkata: "Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka". Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim,
««•»»
And who is a greater wrongdoer than him who fabricates a lie against Allah? They shall be presented before their Lord, and the witnesses will say, ‘It is these who lied against their Lord.’ Look! The curse of Allah is upon the wrongdoers
««•»»

Allah swt. menjelaskan bahwa orang-orang yang paling aniaya terhadap dirinya dan terhadap orang lain ialah mereka yang berbuat dusta terhadap Allah dengan ucapan dan perbuatan yaitu mereka yang mendustakan hukum Allah dan sifat-sifat-Nya atau yang mengangkat pemimpin-pemimpin mereka sebagai penolong-penolong yang dapat memberi syafaat di akhirat kelak tanpa izin Allah, atau mereka yang beranggapan bahwa Allah mempunyai anak seperti anggapan orang-orang Arab jahiliah bahwa malaikat-malaikat itu anak-anak perempuan Allah dan anggapan orang-orang Nasrani bahwa Nabi Isa a.s. itu anak Allah, atau mereka yang mendustakan Rasul-rasul Allah dengan maksud menghalangi manusia beriman.

Pada hari kiamat nanti segala amal perbuatan mereka akan dihadapkan ke hadirat Allah untuk diadili dan ketika itu para malaikat, para Nabi, dan orang-orang mukmin yang saleh akan tampil sebagai saksi bahwa mereka adalah orang-orang yang membuat dusta terhadap Allah dan dengan persaksian itu akan terbongkarlah kepalsuan-kepalsuan mereka, dan mereka akan dikutuk oleh Allah sebagai balasan dari kelaliman mereka.

Allah swt. berfirman:
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ الظَّالِمِينَ مَعْذِرَتُهُمْ وَلَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ
(Yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang lalim permintaan maafnya, dan bagi merekalah laknat dan bagi merekalah tempat tinggal yang buruk.
(QS. Al Mu'minun [23]:52)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan siapakah) tidak ada seorang pun (yang lebih lalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah?) dengan menisbatkan sekutu terhadap-Nya dan menganggapnya mempunyai anak. (Mereka itu akan dihadapkan kepada Rabb mereka) kelak di hari kiamat di antara semua makhluk-Nya (dan para saksi akan berkata) lafal asyhaad adalah bentuk jamak dari lafal syahiid yang artinya saksi. Mereka adalah para malaikat; mereka memberikan kesaksian, bahwa para rasul telah menyampaikan risalahnya, adapun orang-orang kafir mereka cap sebagai pendusta ("Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Rabb mereka." Ingatlah, kutukan Allah dilimpahkan atas orang-orang yang lalim) yaitu orang-orang musyrik.
««•»»
And who, that is, none, does greater wrong than he who invents a lie concerning God?, by ascribing to Him partner and child. Those, they shall be brought before their Lord, on the Day of Resurrection, amid [the rest of] creation, and the witnesses (ashhād is the plural of shāhid) namely, the angels, who will bear witness that the messengers conveyed [the Message] and that the disbelievers denied [them], will say, ‘These are they who lied concerning their Lord’. Surely the curse of God is upon the wrong-doers, the idolaters;
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 17][AYAT 19]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
18of123
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=11&tAyahNo=18&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2   
al-quran.info/#11:18

[011] Huud Ayat 017

««•»»
Surah Huud 17

أَفَمَنْ كَانَ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّهِ وَيَتْلُوهُ شَاهِدٌ مِنْهُ وَمِنْ قَبْلِهِ كِتَابُ مُوسَى إِمَامًا وَرَحْمَةً أُولَئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ مِنَ الْأَحْزَابِ فَالنَّارُ مَوْعِدُهُ فَلَا تَكُ فِي مِرْيَةٍ مِنْهُ إِنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُونَ
««•»»
afaman kaana 'alaa bayyinatin min rabbihi wayatluuhu syaahidun minhu wamin qablihi kitaabu muusaa imaaman warahmatan ulaa-ika yu/minuuna bihi waman yakfur bihi mina al-ahzaabi faalnnaaru maw'iduhu falaa taku fii miryatin minhu innahu alhaqqu min rabbika walaakinna aktsara alnnaasi laa yu/minuuna
««•»»
Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Qur'an) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Muhammad) {715} dari Allah dan sebelum Al Qur'an itu telah ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat?. Mereka itu beriman kepada Al Qur'an. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Qur'an, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Qur'an itu. Sesungguhnya (Al Qur'an) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.
{715} Ada yang menafsirkan saksi di sini dengan Jibril a.s. Adapula yang menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan saksi di sini ialah Al Quran itu sendiri karena Al Quran itu adalah suatu mukjizat yang tidak dapat dibantah atau dibatalkan.

««•»»
Is he who stands on a manifest proof from his Lord, and whom a witness of his own [family] follows?[1] And before him[2] there was the Book of Moses, a guide and mercy. It is they who have faith in it, and whoever defies him from among the factions, the Fire is their tryst. So do not be in doubt about it; it is the truth from your Lord, but most people do not have faith.
[1] Ellipsis. That is, is such a person like someone who is not such? Or, can such a one be deterred by the denial of the ignorant?
[2] Or ‘before it,’ that is, the Qurʾān.
««•»»

Kemudian Allah swt. menjelaskan bahwa nasib orang-orang kafir yang tersesat itu tidak sama dengan orang-orang yang berada dalam cahaya yang terang-benderang yang datang dari Allah dan dibimbing pula oleh petunjuk-petunjuk-Nya yang membuktikan kebenaran agamanya yaitu Alquran serta didukung oleh bukti-bukti yang lain yang datang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat yang diturunkan kepada Musa sebagai landasan iman yang menjadi rahmat bagi orang yang mempercayainya di kalangan Bani Israel.

Tentulah orang-orang yang mempunyai sifat yang demikian utamanya itu tidak sama dengan orang-orang yang hanya mengejar kehidupan dunia yang fana dan tidak sama pula dengan orang yang mengutamakan kehidupan kerohanian saja untuk mencapai kebahagiaan di akhirat.

Kesaksian Nabi Musa a.s. tentang kebenaran Nabi Muhammad itu ada dua macam:

Pertama
Kesaksian dengan ucapan bahwa Allah akan mengutus seorang Nabi di kalangan keturunan Ismail (orang Arab) seperti mengutus Musa di kalangan Bani Israel.

Kedua
Persamaan antara risalah yang dibawa oleh Musa dengan risalah yang dibawa oleh Muhammad yang sama-sama mengandung pokok-pokok agama terutama mengenai tauhid.

Barangsiapa yang memperhatikan beberapa segi keutamaan yang tersebut dalam ayat ini itulah orang-orang yang beriman yang menghimpun antara dalil-dalil yang nyata dan dalil-dalil yang diambil dari kitab lain. Mereka meyakini bahwa Alquran itu bukan buatan Muhammad akan tetapi semata-mata wahyu dan firman Allah.

Karena itu janganlah seseorang ragu-ragu tentang kebenaran Alquran itu. Alquran tidak mengandung kebatilan, baik ayat-ayatnya yang pertama turun hingga yang terakhir. Dia adalah firman Allah Yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji. Tetapi amat disayangkan bahwa kebanyakan manusia tidak beriman kepadanya. Adapun orang-orang musyrik yang tidak mau beriman adalah semata-mata karena kesombongan para pemuka-pemukanya dan karena taklid buta dari pengikut-pengikutnya. Demikian pula ahli kitab, karena suka merubah agama Nabi-nabinya dan mengadakan berbagai macam bidah dalam agama.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Apakah orang yang mempunyai bukti) penjelasan (dari Rabbnya) yaitu Nabi saw. atau orang-orang mukmin yang dimaksud dengan bukti adalah Alquran (dan diikuti pula) dipanuti (oleh saksi) baginya yang membenarkannya (dari-Nya) yaitu dari Allah, yang dimaksud adalah malaikat Jibril (dan sebelumnya) sebelum Alquran (telah ada kitab Musa) yaitu kitab Taurat yang menyaksikan kebenaran Alquran pula (yang menjadi pedoman dan rahmat?) menjadi kata keterangan dari Alquran.

Apakah keadaannya sama dengan orang-orang yang tidak demikian keadaannya? Tentu saja tidak (mereka itu) yakni orang-orang yang mempunyai bukti (beriman kepadanya) kepada Alquran, maka bagi mereka surga.

(Dan barang siapa di antara golongan yang bersekutu ingkar kepada Alquran) semua orang-orang kafir (maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu) menaruh syak (kepadanya) kepada Alquran (Sesungguhnya Alquran itu benar-benar dari Rabbmu tetapi kebanyakan manusia) penduduk Mekah (tidak beriman).
««•»»
Is he who relies on a clear proof, a clear statement, from his Lord, meaning the Prophet (s), or the believers; it [the proof] being the Qur’ān, [a clear proof] which is followed by a witness, to it of its veracity [as being], from Him, that is, from God; he [the witness] being Gabriel, and before it, [before] the Qur’ān, was the Book of Moses, the Torah, also a witness to it, as an example and a mercy? (imāman wa-rahmatan is a circumstantial qualifier) [is such a person] like one who is not so? No! Those, that is, the ones who rely on a clear proof, they believe in it, that is, in the Qur’ān, and so for them will be Paradise; but he who disbelieves in it of the partisans, [namely] all the disbelievers, the Fire shall be his appointed place. So do not be in doubt, in uncertainty, concerning it, concerning the Qur’ān. Truly it is the Truth from your Lord, but most of mankind, that is, the people of Mecca, do not believe.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 16][AYAT 18]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
17of123
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=11&tAyahNo=17&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2   
al-quran.info/#11:17

[011] Huud Ayat 016

««•»»
Surah Huud 16

أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
««•»»
ulaa-ika alladziina laysa lahum fii al-aakhirati illaa alnnaaru wahabitha maa shana'uu fiihaa wabaathilun maa kaanuu ya'maluuna

««•»»
Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan {714}.
{714} Maksudnya: apa yang mereka usahakan di dunia itu tidak ada pahalanya di akhirat.
««•»»
They are the ones for whom there shall be nothing in the Hereafter but Fire: what they had accomplished in the world has failed, and their works have come to naught.
««•»»
Orang-orang yang dasar amalnya hanya sekadar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan tidak mempunyai persiapan untuk menghadapi akhirat mereka itu tidak memperoleh apa pun juga nanti, kecuali neraka dan lenyaplah di sana apa yang telah mereka usahakan di dunia. Mereka berusaha di dunia bukan karena dorongan iman pada Allah dan bukan untuk membersihkan diri dari dosa dan kejahatan dan bukan pula untuk mengejar keutamaan dan takwa, tetapi semata-mata untuk memenuhi kepuasan hawa nafsu sepuas-puasnya. Itulah sebabnya maka apa yang telah mereka kerjakan di dunia itu sia-sia belaka.

Allah swt. berfirman:
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ لِمَنْ نُرِيدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلَاهَا مَذْمُومًا مَدْحُورًا وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُورًا
Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi) maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahanam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, sedang dia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik.
(QS. Al Israa' [17]:18,19)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat kecuali neraka dan lenyaplah) dileburlah (apa yang telah mereka usahakan) itu (di akhirat nanti) sehingga mereka tidak mempunyai pahala lagi (dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.)
««•»»
Those are they for whom there is nothing in the Hereafter but the Fire; what they contrive will have failed, [will] be invalid, therein, that is, in the Hereafter, and will not be rewarded, and useless is that which they used to do.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 15][AYAT 17]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
16of123
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=11&tAyahNo=16&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2   
al-quran.info/#11:16

[011] Huud Ayat 015

««•»»
Surah Huud 15

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ
««•»»
man kaana yuriidu alhayaata alddunyaa waziinatahaa nuwaffi ilayhim a'maalahum fiihaa wahum fiihaa laa yubkhasuuna
««•»»
Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.
««•»»
As for those who desire the life of this world and its glitter, We will recompense them fully for their works therein, and they shall not be underpaid in it.
««•»»

Barangsiapa yang menginginkan kesenangan hidup di dunia seperti makanan, minuman, perhiasan, pakaian, perabot rumah tangga, binatang ternak dan anak-anak tanpa mengadakan persiapan yang berguna untuk kehidupan di akhirat, seperti beramal kebajikan, membersihkan diri dari berbagai sifat yang tercela, maka Allah akan memberikan kepada mereka apa yang mereka inginkan sesuai dengan ketentuan sunnatullah dan Allah tidak akan mengurangi sedikit pun dari hasil usaha mereka itu karena soal rezeki itu biasanya erat sangkut pautnya dengan kegiatan usaha.

Hasil usaha mereka di dunia itu semata-mata bergantung kepada kegiatan bekerja dan ketentuan dari Allah, sedang amal-amal keakhiratan, balasannya ditentukan oleh Allah Taala sendiri tanpa perantaraan seorang pun.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya) seumpamanya ia tetap bersikeras dalam kemusyrikannya. Menurut suatu pendapat ayat ini ditujukan kepada orang-orang yang berbuat ria atau pamer (niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaannya dengan sempurna) pembalasan dari amal baik yang telah dikerjakannya, seperti sedekah dan bersilaturahmi (di dunia) umpamanya Kami meluaskan lapangan rezeki mereka (dan mereka di dalamnya) yakni di dunia (tidak dirugikan) artinya tidak akan dikurangi sedikit pun balasannya.
««•»»
He who desires the life of this world and its adornment, by persisting in idolatry — it is said that this was [revealed] regarding the dissimulators — We shall repay them their deeds, that is, the requital of any good that they did, such as charity or kindness to kin, in it, by giving them abundant provision, and therein, that is, in this world, they shall not be defrauded, they shall [not] be made to suffer diminution in anything.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 14][AYAT 16]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
15of123
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=11&tAyahNo=15&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2   
al-quran.info/#11:15

[011] Huud Ayat 014

««•»»
Surah Huud 14
فَإِِلَّمْ يَسْتَجِيبُوا لَكُمْ فَاعْلَمُوا أَنَّمَا أُنْزِلَ بِعِلْمِ اللَّهِ وَأَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَهَلْ أَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
««•»»
fa-illam yastajiibuu lakum fai'lamuu annamaa unzila bi'ilmi allaahi wa-an laa ilaaha illaa huwa fahal antum muslimuuna
««•»»
Jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu maka ketahuilah, sesungguhnya Al Qur'an itu diturunkan dengan ilmu {713} Allah, dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri (kepada Allah)?
{713} Yakni: Allah saja yang dapat membuat Al Quran itu.
««•»»
But if they do not respond to you, know that it has been sent down by Allah’s knowledge, and that there is no god except Him. Will you, then, submit [to Allah]?
««•»»

Sesudah itu Allah swt. menjelaskan bahwa jika mereka itu tidak mampu memenuhi tantangan Rasul padahal mereka itu ahli bahasa dan ahli sastra yang ulung maka ketahuilah bahwasanya Alquran itu bukan buatan Muhammad, tetapi semata-mata diturunkan oleh Allah atas kehendak-Nya, supaya disampaikan oleh Muhammad kepada sekalian umatnya dan ketahuilah pula bahwa tidak ada Tuhan yang wajib disembah dengan sebenarnya melainkan Dia; sebab hanya Dialah yang mengetahui segala perkara yang gaib, yang tidak mempunyai tandingan atau sekutu dalam melaksanakan kekuasaan-Nya.

Di akhir ayat Allah swt. memerintahkan agar mereka berserah diri kepada Allah setelah mereka mengetahui hujah-hujah yang sangat kuat itu dan agar mereka memasuki agama Islam.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Jika) bila (mereka yang kalian seru tidak menerima seruan/ajakan kalian) yaitu orang-orang yang kalian ajak untuk membantu kalian (maka ketahuilah) khithab atau pembicaraan ditujukan kepada orang-orang musyrik (sesungguhnya Alquran itu diturunkan) berdasarkan (ilmu Allah) dan bukannya buat-buatan yang dilakukan terhadap-Nya (dan bahwasanya) an di sini adalah bentuk takhfif daripada anna (tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kalian berserah diri kepada-Nya) sesudah adanya hujah-hujah yang pasti ini. Makna yang dimaksud ialah hendaknya kalian masuk Islam.
««•»»
Then, if they, that is, those on whom you call for assistance, do not answer you, know, this address is to the idolaters, that it has been revealed, enwrapped, only in God’s knowledge, not as an invention of lies against Him, and that (an is softened, in other words [understand it as] annahu) there is no god save Him. Will you then submit?, after this definitive argument; in other words: ‘Submit!’
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 13][AYAT 15]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
14of123
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=11&tAyahNo=14&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2   
al-quran.info/#11:14

Minggu, 15 Maret 2015

[011] Huud Ayat 013

««•»»
Surah Huud 13

أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
««•»»
am yaquuluuna iftaraahu qul fa/tuu bi'asyri suwarin mitslihi muftarayaatin waud'uu mani istatha'tum min duuni allaahi in kuntum shaadiqiina
««•»»
Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al Qur'an itu", Katakanlah: "(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar".
««•»»
Do they say, ‘He has fabricated it?’ Say, ‘Then bring ten sūrahs like it, fabricated, and invoke whomever you can, besides Allah, should you be truthful.’
««•»»

Orang-orang kafir Mekah menuduh bahwa Muhammad itu telah mengada-adakan Alquran. Mereka menuduh bahwa Alquran itu bukan wahyu dari Allah akan tetapi semata-mata bikinan Muhammad belaka.

Nabi Muhammad diperintahkan untuk menantang orang-orang kafir Quraisy itu, termasuk pula orang-orang yang meragukan bahwa Alquran itu sebagai Firman Allah. Tantangan itu bahwa apabila mereka meragukan Alquran itu dan menganggap bahwa Alquran itu hanya bikinan Muhammad saja, bukan wahyu Allah, maka mereka diminta membuat sepuluh surat yang sama dengan Alquran yang isinya mencakup hukum-hukum (syariat) kemasyarakatan, hikmah-hikmah, nasihat-nasihat, berita-berita yang gaib tentang umat-umat yang terdahulu dan berita-berita yang gaib tentang peristiwa yang akan datang, dengan susunan kata-kata yang sangat indah dan halus sukar ditiru oleh siapa pun, karena ketinggian bahasanya yang mempunyai pengaruh yang sangat mendalam kepada jiwa tiap-tiap orang yang membaca dan mendengarnya.

Sesudah itu dijelaskan bahwa mereka telah mengenal Muhammad. Beliau telah bergaul berpuluh-puluh tahun di tengah-tengah mereka, dan mereka tidak pernah menemukan beliau berdusta atau menyalahi janji sehingga mendapat gelar Al-Amin; maka
sifat Muhammad yang sudah terkenal kejujurannya sebelum diangkat menjadi nabi, tidak wajarlah apabila beliau tiba-tiba berubah menjadi penipu atau pendusta seperti mereka menuduh beliau mengada-adakan Alquran, dan mengatakannya dari Allah.

Seorang sastrawan bagaimana pun pandainya dan mahirnya membuat suatu karangan, tentu dapat saja ditiru atau diimbangi oleh sastrawan yang lain, tetapi orang musyrikin tidak mampu menciptakan surat-surat yang sama dengan Alquran itu, padahal mereka sebagai pemimpin Quraisy adalah termasuk pujangga-pujangga, ahli bahasa dan sastrawan-sastrawan ulung, karena hasil karya kesusastraan mereka dalam bentuk syair sering dipamerkan bahkan dipertandingkan dalam gelanggang musabaqah keindahan bahasa di pasar Ukaz, Zul Majaz, Zul Majannah dan lain-lainnya.

Dan jika mereka secara sendiri-sendiri ternyata tidak mampu mengemukakan surat-surat yang sama seperti Alquran maka mereka dipersilakan mengundang orang-orang yang sanggup membantu mereka jika mereka memang orang-orang yang benar.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Bahkan) akan tetapi apakah (mereka mengatakan, "Muhammad telah membuat-buatnya") yakni Alquran itu (Katakanlah, "Kalau demikian, maka datangkanlah sepuluh surah-surah semisal dengannya) dalam masalah kefasihan bahasa dan ketinggian paramasastranya (yang dibuat-buat) karena sesungguhnya kalian sama denganku adalah orang-orang Arab yang fasih dalam berbahasa. Allah swt. menantang mereka untuk pertama kalinya supaya mereka mendatangkan sepuluh surah, kemudian pada tantangan yang berikutnya cukup hanya dengan satu surah saja.

(dan panggillah orang-orang yang kalian sanggup memanggilnya selain Allah) selain dari Allah (jika kalian memang orang-orang yang benar.") di dalam tuduhan kalian yang menyatakan, bahwa Al Quran itu hanyalah buat-buatan belaka.

««•»»
Or do they say, ‘He has invented it’?, that is, the Qur’ān. Say: ‘Then bring ten sūras the like thereof, in terms of clarity and rhetorical excellence, invented, for you are Arabs who speak [Arabic] eloquently, like myself — he challenged them to these [ten sūras] first, and then to one sūra — and call, in order [for them] to assist you, upon whom you can beside God, that is, [on] other than Him, if you are truthful’, about it [the Qur’ān] being an invention of lies.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 11][AYAT 14]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
13of123
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=11&tAyahNo=13&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2   
al-quran.info/#11:13