
Surah Huud 38
وَيَصْنَعُ الْفُلْكَ وَكُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ مَلَأٌ مِنْ قَوْمِهِ سَخِرُوا مِنْهُ قَالَ إِنْ تَسْخَرُوا مِنَّا فَإِنَّا نَسْخَرُ مِنْكُمْ كَمَا تَسْخَرُونَ
««•»»
wayashna'u alfulka wakullamaa marra 'alayhi malaun min qawmihi sakhiruu minhu qaala in taskharuu minnaa fa-innaa naskharu minkum kamaa taskharuuna
««•»»
Dan mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan meliwati Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nuh: "Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami).
««•»»
As he was building the ark, whenever the elders of his people passed by him, they would ridicule him. He said, ‘If you ridicule us [today], we shall ridicule you [tomorrow] just as you ridicule us [now].
««•»»
Pada ayat ini diterangkan bahwa Nuh a.s. membuat bahtera penyelamat itu sesuai dengan perintah dan petunjuk-petunjuk yang diwahyukan oleh Allah kepadanya. Banyak riwayat-riwayat atau pendapat-pendapat yang bermacam-macam yang dinukil oleh para mufassirin tentang hal-hal yang bertalian dengan bahtera itu, seperti terbuat dari kayu apa dibuat, di tempat mana, bentuknya bagaimana, panjang dan lebarnya berapa dan perincian-perincian lainnya yang sebagian telah diterangkan sewaktu menerangkan ayat 37 sebelum ini. Pendapat yang terbaik dalam soal ini dari segi kepercayaan ialah seperti yang diterangkan oleh Syihabuddin Mahmud Al-Alusi sebagai berikut:
"Orang yang teliti dalam hal ini tidak akan condong kepada perincian yang berlebih-lebihan hanya percaya bahwa Nuh a.s. telah membuat bahtera itu sebagaimana yang dikisahkan Allah dalam Kitab-Nya, dan tidak mencari-cari tentang panjang lebar dan tingginya, dibuat dari kayu apa berapa lama dan lain-lain sebagainya yang tidak diterangkan oleh kitab Allah dan sunah Rasul-Nya yang sahih itu."
(Al-Alusi, Ruhul Ma'ani, jilid XII, hal. 50)
Selanjutnya pada ayat ini diterangkan bahwa setiap kali kaum Nuh lewat dan melihatnya membuat bahtera itu, mereka mengejeknya dengan bermacam-macam pertanyaan yang mencemoohkannya. Ejekan dan cemoohan itu timbul karena mereka semua belum mengenal bahtera dan cara memakainya termasuk Nabi Nuh a.s. sendiri.
Sikap Nuh a.s. dalam menghadapi ejekan dan cemoohan kaumnya dinyatakan dalam jawabannya: "Kalau kamu mengejek kami membuat bahtera ini karena mematuhi perintah Allah dalam rangka usaha untuk menyelamatkan kami dan umat kami, maka kami pun akan mengejek kamu."
Sebagian mufassirin berpendapat bahwa yang dimaksud dengan ejekan balasan dari Nuh a.s. itu ialah azab dunia yang akan menimpa kaumnya sehingga ia tidak akan mempedulikan mereka lagi. Jadi Nuh sendiri tidak mengadakan ejekan karena dianggap kurang wajar bagi seorang Nabi. Sebagian lainnya berpendapat bahwa tidak ada salahnya bahwa ejekan balasan itu benar-benar datang dari Nuh a.s.,
sesuai dengan firman Allah swt.:
فَمَنِ اعْتَدَى عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدَى عَلَيْكُمْ
Barang siapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia seimbang dengan serangannya terhadapmu.
(QS. Al-Baqarah [2]:194)
Dan firman Allah:
وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُمْ بِهِ
Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu.
(QS. An Nahl [16]:126)
Dan firman Allah:
وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا
Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa.
(QS. Asy Syuura [42]:40)
Al-Alusi berpendapat bahwa kedua ejekan itu (ejekan kaumnya Nuh, ejekan Nabi Nuh a.s. sebagai balasan) memang terjadi.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
(Dan mulailah Nuh membuat bahtera) dimaksud menceritakan keadaan masa lampau (Dan setiap kali lewat kepada Nuh segolongan) sebagian (dari kaumnya, mereka mengejeknya) mereka memperolok-olokkannya. (Berkatalah Nuh, "Jika kalian mengejek kami, maka sesungguhnya kami pun akan mengejek kalian sebagaimana kalian mengejek kami) jika kami selamat dan kalian tenggelam nanti.
««•»»
And he was building the Ark (yasna‘ is narrating a past state [in the present tense]) and whenever a council, a group, of his people passed him, they scoffed at him, mocked him. He said, ‘Though you scoff at us, yet we scoff at you, even as you scoff, when we are saved, while you drown;
وَيَصْنَعُ الْفُلْكَ وَكُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ مَلَأٌ مِنْ قَوْمِهِ سَخِرُوا مِنْهُ قَالَ إِنْ تَسْخَرُوا مِنَّا فَإِنَّا نَسْخَرُ مِنْكُمْ كَمَا تَسْخَرُونَ
««•»»
wayashna'u alfulka wakullamaa marra 'alayhi malaun min qawmihi sakhiruu minhu qaala in taskharuu minnaa fa-innaa naskharu minkum kamaa taskharuuna
««•»»
Dan mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan meliwati Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nuh: "Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami).
««•»»
As he was building the ark, whenever the elders of his people passed by him, they would ridicule him. He said, ‘If you ridicule us [today], we shall ridicule you [tomorrow] just as you ridicule us [now].
««•»»
Pada ayat ini diterangkan bahwa Nuh a.s. membuat bahtera penyelamat itu sesuai dengan perintah dan petunjuk-petunjuk yang diwahyukan oleh Allah kepadanya. Banyak riwayat-riwayat atau pendapat-pendapat yang bermacam-macam yang dinukil oleh para mufassirin tentang hal-hal yang bertalian dengan bahtera itu, seperti terbuat dari kayu apa dibuat, di tempat mana, bentuknya bagaimana, panjang dan lebarnya berapa dan perincian-perincian lainnya yang sebagian telah diterangkan sewaktu menerangkan ayat 37 sebelum ini. Pendapat yang terbaik dalam soal ini dari segi kepercayaan ialah seperti yang diterangkan oleh Syihabuddin Mahmud Al-Alusi sebagai berikut:
"Orang yang teliti dalam hal ini tidak akan condong kepada perincian yang berlebih-lebihan hanya percaya bahwa Nuh a.s. telah membuat bahtera itu sebagaimana yang dikisahkan Allah dalam Kitab-Nya, dan tidak mencari-cari tentang panjang lebar dan tingginya, dibuat dari kayu apa berapa lama dan lain-lain sebagainya yang tidak diterangkan oleh kitab Allah dan sunah Rasul-Nya yang sahih itu."
(Al-Alusi, Ruhul Ma'ani, jilid XII, hal. 50)
Selanjutnya pada ayat ini diterangkan bahwa setiap kali kaum Nuh lewat dan melihatnya membuat bahtera itu, mereka mengejeknya dengan bermacam-macam pertanyaan yang mencemoohkannya. Ejekan dan cemoohan itu timbul karena mereka semua belum mengenal bahtera dan cara memakainya termasuk Nabi Nuh a.s. sendiri.
Sikap Nuh a.s. dalam menghadapi ejekan dan cemoohan kaumnya dinyatakan dalam jawabannya: "Kalau kamu mengejek kami membuat bahtera ini karena mematuhi perintah Allah dalam rangka usaha untuk menyelamatkan kami dan umat kami, maka kami pun akan mengejek kamu."
Sebagian mufassirin berpendapat bahwa yang dimaksud dengan ejekan balasan dari Nuh a.s. itu ialah azab dunia yang akan menimpa kaumnya sehingga ia tidak akan mempedulikan mereka lagi. Jadi Nuh sendiri tidak mengadakan ejekan karena dianggap kurang wajar bagi seorang Nabi. Sebagian lainnya berpendapat bahwa tidak ada salahnya bahwa ejekan balasan itu benar-benar datang dari Nuh a.s.,
sesuai dengan firman Allah swt.:
فَمَنِ اعْتَدَى عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدَى عَلَيْكُمْ
Barang siapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia seimbang dengan serangannya terhadapmu.
(QS. Al-Baqarah [2]:194)
Dan firman Allah:
وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُمْ بِهِ
Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu.
(QS. An Nahl [16]:126)
Dan firman Allah:
وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا
Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa.
(QS. Asy Syuura [42]:40)
Al-Alusi berpendapat bahwa kedua ejekan itu (ejekan kaumnya Nuh, ejekan Nabi Nuh a.s. sebagai balasan) memang terjadi.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
(Dan mulailah Nuh membuat bahtera) dimaksud menceritakan keadaan masa lampau (Dan setiap kali lewat kepada Nuh segolongan) sebagian (dari kaumnya, mereka mengejeknya) mereka memperolok-olokkannya. (Berkatalah Nuh, "Jika kalian mengejek kami, maka sesungguhnya kami pun akan mengejek kalian sebagaimana kalian mengejek kami) jika kami selamat dan kalian tenggelam nanti.
««•»»
And he was building the Ark (yasna‘ is narrating a past state [in the present tense]) and whenever a council, a group, of his people passed him, they scoffed at him, mocked him. He said, ‘Though you scoff at us, yet we scoff at you, even as you scoff, when we are saved, while you drown;
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 37]•[AYAT 39]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
38of123
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=11&tAyahNo=38&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
al-quran.info/#11:38
•[AYAT 37]•[AYAT 39]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
38of123
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=11&tAyahNo=38&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
al-quran.info/#11:38
Tidak ada komentar:
Posting Komentar