
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَلَئِنْ قُلْتَ إِنَّكُمْ مَبْعُوثُونَ مِنْ بَعْدِ الْمَوْتِ لَيَقُولَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ هَذَا إِلَّا سِحْرٌ مُبِينٌ
««•»»
wahuwa alladzii khalaqa alssamaawaati waal-ardha fii sittati ayyaamin wakaana 'arsyuhu 'alaa almaa-i liyabluwakum ayyukum ahsanu 'amalan wala-in qulta innakum mab'uutsuuna min ba'di almawti layaquulanna alladziina kafaruu in haadzaa illaa sihrun mubiinun
««•»»
Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya {711}, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah): "Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati", niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: "Ini {712) tidak lain hanyalah sihir yang nyata".
{711} Maksudnya: Allah menjadikan langit dan bumi untuk tempat berdiam makhluk-Nya serta tempat berusaha dan beramal, agar nyata di antara mereka siapa yang taat dan patuh kepada Allah.
{712} Maksud mereka mengatakan bahwa kebangkitan nanti sama dengan sihir ialah kebangkitan itu tidak ada sebagaimana sihir itu adalah khayalan belaka. menurut sebagian ahli tafsir yang dimaksud dengan kata ini ialah Al Quran ada pula yang menafsirkan dengan hari berbangkit.
««•»»{712} Maksud mereka mengatakan bahwa kebangkitan nanti sama dengan sihir ialah kebangkitan itu tidak ada sebagaimana sihir itu adalah khayalan belaka. menurut sebagian ahli tafsir yang dimaksud dengan kata ini ialah Al Quran ada pula yang menafsirkan dengan hari berbangkit.
It is He who created the heavens and the earth in six days —and His Throne was [then] upon the waters— that He may test you [to see] which of you is best in conduct. Yet if you say, ‘You will indeed be raised up after death,’ the faithless will surely say, ‘This is nothing but plain magic.’
««•»»
Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa.
Di dalam ayat ini disebutkan "sittati ayyam" artinya "enam hari", akan tetapi pengertian hari di sini tidak dapat disamakan dengan hari seperti yang kita alami sehari-hari, tetapi disesuaikan dengan hari menurut perhitungan Allah, sebab ada satu hari pada sisi Allah yang lamanya sama dengan seribu tahun menurut perhitungan kita,
Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
وَإِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ
Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.
(QS. Al Hajj [22]:47)
Dan ada pula hari yang lamanya sama dengan lima puluh ribu tahun seperti firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
تَعْرُجُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.
(QS. Al Ma'arij []:4)
Dan ulama ilmu falak pun telah menetapkan bahwa hari-hari yang ada hubungannya dengan peredaran bintang-bintang tidak sama dengan kadar hari yang berlaku di bumi ini.
Kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan bahwa singgasana-Nya sebelum penciptaan langit dan bumi itu berada di atas air. Arasy atau singgasana Allah itu termasuk alam gaib yang tidak dapat dicapai dengan pancaindera, dan tidak mungkin pula dibayangkan atau dikhayalkan bentuk dan rupanya, apalagi caranya Tuhan bersemayam di atas singgasana itu.
Ayat-ayat yang menerangkan soal itu termasuk ayat yang mutasyabihat, yang wajib kita percayai kebenarannya dengan menyerahkan pengertiannya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Ummu Salamah, Rabi'ah dan Malik meriwayatkan bahwa para sahabat dalam menafsirkan ayat mutasyabihat seperti itu selalu berkata: "Istiwa" (bersemayam-Nya) sudah diketahui akan tetapi caranya tidak diketahui." Ayat ini menunjukkan bahwa yang berada di bawah Arasy Allah itu ialah air yang oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dijadikan unsur pokok dalam menciptakan makhluk yang hidup,
Sebagaimana firman-Nya:
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman.
(QS. Al-Anbiya' [21]:30)
Kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala menerangkan, bahwa tujuan menciptakan langit dan bumi itu dalam enam masa, dan adanya Arasy Allah semula di atas air, yang menjadi unsur pokok dari semua makhluk yang hidup ialah agar Dia menguji siapa di antara kamu yang lebih baik amal perbuatannya. Allah telah menyediakan semua yang berada di bumi ini untuk kemanfaatan manusia,
Sebagaimana firman-Nya:
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا
Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu.
(QS. Al-Baqarah [2]:29)
Semua manusia yang berada di atas permukaan bumi itu diperintah supaya berusaha dengan segala kemampuan dan kesanggupannya untuk mengambil manfaat daripadanya, untuk menggali pendayagunaan dari alam semesta ini, yang ada di bumi, di lautan dan di udara seperti barang tambang yang terdapat di perut bumi, di dasar laut dan sebagainya supaya digali kemanfaatannya semaksimal mungkin untuk dimanfaatkan oleh seluruh umat manusia sebagai anugerah dari Allah Rabbul Alamin.
Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakan langit dan bumi itu menjadi ujian bagi manusia siapakah di antara mereka yang paling kuat imannya dan paling baik amalannya, yang paling berjasa untuk perikemanusiaan, siapa yang paling menonjol keterampilannya, siapa yang paling tinggi hasil produksinya, siapa yang paling jujur dan ikhlas dalam usahanya, dan sebagainya.
Dan tentulah Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak hanya menguji saja, akan tetapi akan memperhatikan pula hasil ujiannya, dan memberi pahala yang seimbang dengan jasanya. Balasan Allah itu diberikan setelah hari kiamat.
Akan tetapi, jika Nabi Muhammad berkata kepada kaum musyrikin di kota Mekah bahwa mereka akan dibangkitkan setelah mati untuk mempertanggungjawabkan segala amal perbuatannya ketika di dunia, maka mereka akan menjawab: "Apa yang kamu kemukakan dari Alquran itu hanyalah sihir belaka, untuk menekan kami supaya taat kepadamu dan untuk mencegah kami dari kenikmatan dan kelezatan dunia."
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
(Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari) yang permulaannya adalah hari Ahad dan berakhir pada hari Jumat (dan adalah Arasy-Nya) sebelum diciptakan langit dan bumi (di atas air) yaitu berada di atas angin (agar Dia menguji kalian) lafal liyabluwakum berta'alluq kepada lafal khalaqa artinya, Allah menciptakan langit dan bumi beserta isinya yaitu berupa manfaat-manfaat dan maslahat-maslahat bagi kalian untuk menguji kalian (siapakah di antara kalian yang lebih baik amalnya) artinya yang lebih taat kepada Allah (dan jika kamu berkata) hai Muhammad, kepada penduduk Mekah
("Sesungguhnya kalian akan dibangkitkan sesudah mati," niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata, "Tiada lain) tidak lain (ini) yakni Alquran yang menceritakan adanya hari berbangkit seperti yang telah engkau katakan itu (hanyalah sihir yang nyata") sihir yang jelas. Menurut qiraat dibaca saahirun bukannya sihrun; sedangkan yang diisyaratkan oleh musyar ilaih adalah Nabi Muhammad saw. bukannya Alquran.
««•»»
And He it is Who created the heavens and the earth in six days, the first of which was Sunday and the last, Friday — and His Throne, before creating them, was upon the water, borne by the winds — that He might try you (li-yabluwakum is semantically connected to khalaqa, ‘He [Who] created’), in other words, He created them and all that is beneficial and good for you in them, in order to test you: which of you is best in conduct, that is, [which of you] is most obedient to God. And if you were to say, O Muhammad (s), to them: ‘Truly you shall be raised again after death’, those who disbelieve will say, ‘This, Qur’ān that speaks of resurrection — or, [this] that you are saying — is nothing but manifest, clear, sorcery’ (sihrun: a variant reading has sāhirun, ‘sorcerer’, in which case the reference is to the Prophet (s).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 6]•[AYAT 8]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
7of123
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=11&tAyahNo=7&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
al-quran.info/#11:7
And He it is Who created the heavens and the earth in six days, the first of which was Sunday and the last, Friday — and His Throne, before creating them, was upon the water, borne by the winds — that He might try you (li-yabluwakum is semantically connected to khalaqa, ‘He [Who] created’), in other words, He created them and all that is beneficial and good for you in them, in order to test you: which of you is best in conduct, that is, [which of you] is most obedient to God. And if you were to say, O Muhammad (s), to them: ‘Truly you shall be raised again after death’, those who disbelieve will say, ‘This, Qur’ān that speaks of resurrection — or, [this] that you are saying — is nothing but manifest, clear, sorcery’ (sihrun: a variant reading has sāhirun, ‘sorcerer’, in which case the reference is to the Prophet (s).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 6]•[AYAT 8]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
7of123
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=11&tAyahNo=7&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
al-quran.info/#11:7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar