Kamis, 26 Februari 2015

[011] Huud Ayat 012

««•»»
Surah Huud 12

فَلَعَلَّكَ تَارِكٌ بَعْضَ مَا يُوحَى إِلَيْكَ وَضَائِقٌ بِهِ صَدْرُكَ أَنْ يَقُولُوا لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْهِ كَنْزٌ أَوْ جَاءَ مَعَهُ مَلَكٌ إِنَّمَا أَنْتَ نَذِيرٌ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ
««•»»
fala'allaka taarikun ba'dha maa yuuhaa ilayka wadaa-iqun bihi shadruka an yaquuluu lawlaa unzila 'alayhi kanzun aw jaa-a ma'ahu malakun innamaa anta nadziirun waallaahu 'alaa kulli syay-in wakiilun
««•»»
Maka boleh jadi kamu hendak meninggalkan sebahagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan sempit karenanya dadamu, karena khawatir bahwa mereka akan mengatakan: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya perbendaharaan (kekayaan) atau datang bersama-sama dengan dia seorang malaikat?" Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah Pemelihara segala sesuatu.
««•»»
[Look out] lest you should disregard aught of what has been revealed to you, and be upset because they say, ‘Why has not a treasure been sent down to him, or [why does] not an angel accompany him?’ You are only a warner, and Allah watches over all things.
««•»»

Pada ayat ini Allah swt. menegur Nabi Muhammad saw. apakah ia meninggalkan sebagian wahyu yang diturunkan kepadanya. Ataukah dadanya menjadi sempit karena ucapan orang-orang musyrik yang meminta tanda bukti atas kerasulannya. Tuntutan mereka itu ialah jika ia benar-benar Nabi, mengapa tidak diturunkan kepadanya harta benda (kekayaan) atau mengapa tidak datang kepadanya beberapa malaikat yang meyakinkan kerasulannya. Ucapan semacam itu,

diterangkan pula dalam firman Allah yang lain:
وَقَالُوا مَالِ هَذَا الرَّسُولِ يَأْكُلُ الطَّعَامَ وَيَمْشِي فِي الْأَسْوَاقِ لَوْلَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مَلَكٌ فَيَكُونَ مَعَهُ نَذِيرًا أَوْ يُلْقَى إِلَيْهِ كَنْزٌ أَوْ تَكُونُ لَهُ جَنَّةٌ يَأْكُلُ مِنْهَا
Dan mereka berkata: "Mengapa Rasul ini memakan-makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar malaikat itu memberikan peringatan bersama-sama dengan dia atau (mengapa tidak) diturunkan kepadanya perbendaharaan, atau (mengapa tidak) ada kebun baginya yang dia dapat makan dari (hasil) nya?"
(QS. Al Furqan [25]:7,8)

Ucapan yang semacam itu yang berisi keingkaran dan cemoohan yang menimbulkan kesempitan dada pada orang-orang dihadapinya juga dialami oleh Nabi Muhammad sendiri. Mula-mula dikhawatirkan beliau akan terpengaruh oleh ucapan-ucapan semacam itu, sehingga beliau akan meninggalkan sebagian wahyu yang telah diwahyukan kepadanya. Akan tetapi Nabi Muhammad saw. terpelihara dari tindakan seperti itu dan beliau tetap konsekuen melaksanakan risalahnya dengan sempurna,

sesuai dengan firman Allah:
وَلَوْلَا أَنْ ثَبَّتْنَاكَ لَقَدْ كِدْتَ تَرْكَنُ إِلَيْهِمْ شَيْئًا قَلِيلًا
Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka.
(QS. Al Israa' [17]:74)
Demikian pula firman Allah:
فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَفْسَكَ عَلَى آثَارِهِمْ إِنْ لَمْ يُؤْمِنُوا بِهَذَا الْحَدِيثِ أَسَفًا
Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Alquran).
(QS. Al Kahfi [18]:6)

Allah swt. menjelaskan bahwa kedudukan Rasul hanyalah sebagai seorang pemberi peringatan dan tugas beliau hanya sekadar menyampaikan perintah Allah kepada umatnya.
Di akhir ayat Allah swt. menyatakan bahwa Dia selalu memelihara segala urusan hamba-Nya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Maka boleh jadi kamu) hai Muhammad (meninggalkan sebagian dari apa yang diwahyukan kepadamu) sehingga kamu tidak menyampaikannya kepada mereka karena mereka menganggap remeh terhadapnya (dan sempit karenanya dadamu) sewaktu engkau membacakannya kepada mereka, karena khawatir bahwa (mereka akan mengatakan, "Mengapa tidak) bagaimana tidak (diturunkan kepadanya perbendaharaan atau datang bersama-sama dengan dia satu malaikat?") yang membenarkannya sesuai dengan apa yang kami minta.

(Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan) tugasmu hanyalah menyampaikan bukannya mendatangkan apa yang mereka kehendaki. (Dan Allah Pemelihara segala sesuatu) yakni Dia hafal kesemuanya, maka Dia membalas mereka karenanya.
««•»»
Perhaps, O Muhammad (s), you might [think to] leave out some of what is revealed to you, such that you do not convey it to them, for they do not take it seriously, and that your breast should be straitened by it, by reciting it to them, because they say, ‘Why has a treasure not been sent down for him, or an angel not come with him?’, to confirm his sincerity, as we had requested? You are but a warner, and yours is only to convey [the Message], not to produce what they have requested; and God is Guardian over all things, He is Preserver [of all things], so He will requite them [accordingly].
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 11][AYAT 13]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
12of123
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=11&tAyahNo=12&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2   
al-quran.info/#11:12

[011] Huud Ayat 011

««•»»
Surah Huud 11

إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ
««•»»
illaa alladziina shabaruu wa'amiluu alshshaalihaati ulaa-ika lahum maghfiratun wa-ajrun kabiirun
««•»»
Kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar.
««•»»
excepting those who are patient and do righteous deeds. For such there will be forgiveness and a great reward.
««•»»

Kemudian Allah mengecualikan dari orang-orang yang bersifat demikian itu beberapa orang yang sabar yang selalu membuat amal-amal kebajikan. Mereka itu berlaku sabar ketika ditimpa musibah, beriman kepada Allah, mengharapkan pahala-Nya dan berbuat amal-amal saleh ketika musibahnya itu telah diganti dengan kenikmatan, serta mensyukuri nikmat itu dengan mengamalkan berbagai amal kebajikan untuk mencapai keridaan Allah, mereka akan mendapat ampunan dari Allah dan pahala yang besar di akhirat nanti,

Sebagaimana tercantum dalam firman-Nya:
وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menepati kesabaran.
(QS. Al 'Asr []:1,2,3)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Kecuali) tetapi (orang-orang yang sabar) terhadap bencana (dan mengerjakan amal-amal saleh) sewaktu diberi kebahagiaan (mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar) yaitu surga.
««•»»
save, but, those who endure, misery, [patiently] and perform righteous deeds, during times of comfort; theirs will be forgiveness and a great reward, which is Paradise.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 10][AYAT 12]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
11of123
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=11&tAyahNo=11&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2   
al-quran.info/#11:11

Rabu, 18 Februari 2015

[011] Huud Ayat 010

««•»»
Surah Huud 10

وَلَئِنْ أَذَقْنَاهُ نَعْمَاءَ بَعْدَ ضَرَّاءَ مَسَّتْهُ لَيَقُولَنَّ ذَهَبَ السَّيِّئَاتُ عَنِّي إِنَّهُ لَفَرِحٌ فَخُورٌ
««•»»
wala-in adzaqnaahu na'maa-a ba'da dharraa-a massat-hu layaquulanna dzahaba alssayyi-aatu 'annii innahu lafarihun fakhuurun
««•»»
Dan jika Kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata: "Telah hilang bencana-bencana itu daripadaku"; sesungguhnya dia sangat gembira lagi bangga,
««•»»
And if We let him have a taste of Our blessings after adversities have befallen him, he will surely say, ‘All ills have left me.’ Indeed he becomes an exultant braggart,
««•»»

Dan jika Allah menghindarkan darinya kemudaratan yang telah menimpa dirinya, dan menggantinya dengan beberapa nikmat seperti sembuh dari sakit, bertambah tenaga dan kekuatan, terlepas dari kesulitan, selamat dari ketakutan dan kehinaan, maka ia berkata: "Telah hilang dariku musibah dan penderitaan yang tidak akan kembali lagi."

Musibah dan penderitaan itu tidak lain hanya seperti awan di musim kemarau dan akan segera hilang. Mereka mengucapkan kata-kata yang demikian itu dengan penuh kesombongan dan kebanggaan. Mereka merasa lebih berbahagia dari semua orang yang berada di sekitarnya. Pada dasarnya mereka tidak menerima nikmat-nikmat Allah itu dengan bersyukur bahkan sebaliknya mereka bersikap sombong dan takabur.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan jika kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana) kemiskinan dan kesengsaraan (yang menimpanya, niscaya dia akan berkata, "Telah hilang keburukan-keburukan itu) yaitu bencana-bencana tersebut (dariku.") akan tetapi ia tidak mempunyai perasaan bahwa kebahagiaan itu bakal lenyap darinya dan pula ia tidak mensyukurinya (Sesungguhnya dia sangat gembira) meluap (lagi bangga) terhadap manusia atas apa yang diberikan kepadanya.
««•»»
But if We cause him to taste prosperity after some misery, [such as] impoverishment and hardship, that had befallen him, assuredly he will say, ‘The ills, the afflictions, have gone from me’, when he had not anticipated that they would go away; yet still he does not give thanks for this; lo!, he is exultant, wanton, boastful, to people of what he has been given;
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 9][AYAT 11]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
10of123
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=11&tAyahNo=10&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2   
al-quran.info/#11:10

[011] Huud Ayat 009

««•»»
Surah Huud 9

وَلَئِنْ أَذَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنَّا رَحْمَةً ثُمَّ نَزَعْنَاهَا مِنْهُ إِنَّهُ لَيَئُوسٌ كَفُورٌ
««•»»
wala-in adzaqnaa al-insaana minnaa rahmatan tsumma naza'naahaa minhu innahu layauusun kafuurun
««•»»
Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut daripadanya, pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih.
««•»»
If We let man taste a mercy from Us, and then withdraw it from him, he becomes despondent, ungrateful.
««•»»

Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan jika Allah memberikan kepada manusia suatu macam nikmat sebagai karunia-Nya seperti kemurahan rezeki, keuntungan dalam perdagangan, kesehatan badan, keamanan dalam negeri dan anak-anak yang saleh, kemudian Allah mencabut nikmat-nikmat itu, maka manusia itu segera berubah tabiatnya menjadi orang yang putus asa. Mereka hanya memperlihatkan keingkaran dan tidak lagi menghargai nikmat-nikmat yang masih ada padanya.

Di samping mereka putus asa akan hilangnya nikmat itu juga ingkar kepada nikmat-nikmat yang masih ada padanya. Dan hal itu disebabkan karena ia tidak memiliki dua sifat yang utama yaitu kesabaran dan kesyukuran.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan jika Kami rasakan kepada manusia) yang kafir (suatu rahmat dari Kami) yaitu berupa kekayaan dan kesehatan (kemudian rahmat itu Kami cabut daripadanya pastilah dia menjadi putus asa) merasa putus asa dari rahmat Allah (lagi tidak berterima kasih) sangat mengingkari-Nya.
««•»»
And if We cause, the disbelieving, man to taste some mercy from Us, [such as] wealth and [good] health, and then wrest it from him, lo! he is despairing, having lost hope of God’s mercy, ungrateful, intensely ungrateful to Him.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 8][AYAT 10]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
9of123
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=11&tAyahNo=9&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2   
al-quran.info/#11:9

[011] Huud Ayat 008

««•»»
Surah Huud 8

وَلَئِنْ أَخَّرْنَا عَنْهُمُ الْعَذَابَ إِلَى أُمَّةٍ مَعْدُودَةٍ لَيَقُولُنَّ مَا يَحْبِسُهُ أَلَا يَوْمَ يَأْتِيهِمْ لَيْسَ مَصْرُوفًا عَنْهُمْ وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ
««•»»
wala-in akhkharnaa 'anhumu al'adzaaba ilaa ummatin ma'duudatin layaquulunna maa yahbisuhu alaa yawma ya/tiihim laysa mashruufan 'anhum wahaaqa bihim maa kaanuu bihi yastahzi-uuna
««•»»
Dan sesungguhnya jika Kami undurkan azab dari mereka sampai kepada suatu waktu yang ditentukan. niscaya mereka akan berkata: "Apakah yang menghalanginya?" lngatlah, diwaktu azab itu datang kepada mereka tidaklah dapat dipalingkan dari mereka dan mereka diliputi oleh azab yang dahulunya mereka selalu memperolok-olokkannya.
««•»»
And if We defer their punishment until a certain time, they will surely say, ‘What holds it back?’ Look! On the day it overtakes them it shall not be turned away from them, and they will be besieged by what they used to deride.
««•»»

Dari jawaban orang-orang musyrik ini, jelaslah bahwa mereka hanyalah mengikuti adanya kehidupan di dunia saja sedang kehidupan yang ada di akhirat mereka dustakan. Jika Allah mengundurkan datangnya azab yang telah diancamkan oleh Rasul-Nya kepada mereka itu sampai kepada waktu yang telah ditentukan, tentulah mereka dengan cara memperolok-olokan akan berkata: "Apakah gerangan yang menghalang-halangi datangnya azab itu kepada kami, jika benar azab itu akan datang."

Allah swt. mengancam, bahwa azab itu pasti datang pada waktu yang telah ditentukan oleh Allah sendiri dan nanti bila azab itu datang, maka tidaklah dapat dipalingkan lagi dari mereka, dan tidak ada seorang pun yang dapat menahan atau menolaknya. Mereka akan dikepung dari segala penjuru oleh azab yang selalu mereka perolok-olokan.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan sesungguhnya jika Kami undurkan azab dari mereka sampai pada) datangnya (suatu waktu) beberapa waktu (yang ditentukan, niscaya mereka akan berkata) yang dimaksud dari keterangan ini adalah cemoohan ("Apakah yang menghalanginya?") apakah gerangan yang mencegah turunnya azab. Sebagai sanggahannya Allah berfirman: (Ingatlah, di waktu azab itu datang kepada mereka tidaklah dapat dipalingkan) tidak dapat ditahan lagi (dari mereka dan mereka diliputi) dikepung (oleh azab yang dahulunya mereka selalu memperolok-olokkannya) yang dimaksud adalah mereka memperolok-olokkan azab itu sebelumnya.
««•»»
And if we postpone the chastisement for them until, the arrival of, a reckoned time, [reckoned] moments, they will surely say, in mockery: ‘What is detaining it?’, what is preventing it from being sent down? God, exalted be He, says: Verily on the day when it comes to them, it cannot be averted, warded off, from them, and that, chastisement, which they derided shall surround them, [it] shall come down upon them.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
klik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Imam Ibnu Jarir mengetengahkan pula hadis yang serupa melalui Juraij. Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadis melalui Ibnu Masud yang menceritakan, bahwa ada seorang laki-laki yang telah mencium perempuan bukan muhrimnya. Kemudian laki-laki itu datang kepada Nabi Shalallaahu 'Alayhi Wasallam lalu menceritakan semua yang dialaminya itu.

Maka Allah menurunkan firman-Nya,
"Dan dirikanlah salat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan dari malam hari. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan dosa perbuatan-perbuatan yang buruk."
(Q.S. Huud [11]:114).

Selanjutnya laki-laki itu bertanya, "Apakah hal ini khusus bagi diriku saja?" Maka Nabi Shalallaahu 'Alayhi Wasallam menjawab, "Berlaku untuk umatku semuanya." Imam Tirmizi dan lain-lainnya meriwayatkan sebuah hadis melalui Abu Yusr yang menceritakan, aku kedatangan seorang wanita yang mau membeli buah kurma. Lalu aku katakan kepadanya, bahwa di dalam rumah terdapat buah-buah kurma yang lebih baik daripada yang di luar. Kemudian wanita itu masuk ke dalam rumah bersamaku, dan (sesampainya di dalam rumah) aku peluk dia dan kuciumi..
Setelah peristiwa itu aku menghadap kepada Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam dan menceritakan semua kisah yang kualami itu kepadanya. Maka Nabi Shalallaahu 'Alayhi Wasallam bersabda, "Apakah engkau berani berbuat khianat seperti itu terhadap istri seorang mujahid yang sedang berjuang di jalan Allah?"

Selanjutnya Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam menundukkan kepalanya dalam waktu yang cukup lama hingga Allah swt. menurunkan wahyu-Nya kepadanya, yaitu:"Dan dirikanlah salat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang)......,"
sampai dengan firman-Nya,
"Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat."
(Q.S. Huud [11]:114).

Hadis yang serupa telah disebutkan pula dengan melalui hadisnya Abu Umamah, Mu'adz bin Jabal, Ibnu Abbas, Buraidah dan para sahabat lainnya. Hadis-hadis mereka telah disebutkan secara lengkap di dalam kitab Turjumanul Quran.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 7][AYAT 9]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
8of123
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=11&tAyahNo=8&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2   
al-quran.info/#11:8

Jumat, 13 Februari 2015

[011] Huud Ayat 007

««•»»
Surah Huud 7

وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَلَئِنْ قُلْتَ إِنَّكُمْ مَبْعُوثُونَ مِنْ بَعْدِ الْمَوْتِ لَيَقُولَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ هَذَا إِلَّا سِحْرٌ مُبِينٌ
««•»»
wahuwa alladzii khalaqa alssamaawaati waal-ardha fii sittati ayyaamin wakaana 'arsyuhu 'alaa almaa-i liyabluwakum ayyukum ahsanu 'amalan wala-in qulta innakum mab'uutsuuna min ba'di almawti layaquulanna alladziina kafaruu in haadzaa illaa sihrun mubiinun
««•»»
Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya {711}, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah): "Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati", niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: "Ini {712) tidak lain hanyalah sihir yang nyata".
{711} Maksudnya: Allah menjadikan langit dan bumi untuk tempat berdiam makhluk-Nya serta tempat berusaha dan beramal, agar nyata di antara mereka siapa yang taat dan patuh kepada Allah.
{712} Maksud mereka mengatakan bahwa kebangkitan nanti sama dengan sihir ialah kebangkitan itu tidak ada sebagaimana sihir itu adalah khayalan belaka. menurut sebagian ahli tafsir yang dimaksud dengan kata ini ialah Al Quran ada pula yang menafsirkan dengan hari berbangkit.
««•»»
It is He who created the heavens and the earth in six days —and His Throne was [then] upon the waters— that He may test you [to see] which of you is best in conduct. Yet if you say, ‘You will indeed be raised up after death,’ the faithless will surely say, ‘This is nothing but plain magic.’
««•»»


Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa.
Di dalam ayat ini disebutkan "sittati ayyam" artinya "enam hari", akan tetapi pengertian hari di sini tidak dapat disamakan dengan hari seperti yang kita alami sehari-hari, tetapi disesuaikan dengan hari menurut perhitungan Allah, sebab ada satu hari pada sisi Allah yang lamanya sama dengan seribu tahun menurut perhitungan kita,

Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
وَإِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ
Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.
(QS. Al Hajj [22]:47)

Dan ada pula hari yang lamanya sama dengan lima puluh ribu tahun seperti firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
تَعْرُجُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.
(QS. Al Ma'arij []:4)

Dan ulama ilmu falak pun telah menetapkan bahwa hari-hari yang ada hubungannya dengan peredaran bintang-bintang tidak sama dengan kadar hari yang berlaku di bumi ini.

Kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan bahwa singgasana-Nya sebelum penciptaan langit dan bumi itu berada di atas air. Arasy atau singgasana Allah itu termasuk alam gaib yang tidak dapat dicapai dengan pancaindera, dan tidak mungkin pula dibayangkan atau dikhayalkan bentuk dan rupanya, apalagi caranya Tuhan bersemayam di atas singgasana itu.

Ayat-ayat yang menerangkan soal itu termasuk ayat yang mutasyabihat, yang wajib kita percayai kebenarannya dengan menyerahkan pengertiannya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Ummu Salamah, Rabi'ah dan Malik meriwayatkan bahwa para sahabat dalam menafsirkan ayat mutasyabihat seperti itu selalu berkata: "Istiwa" (bersemayam-Nya) sudah diketahui akan tetapi caranya tidak diketahui." Ayat ini menunjukkan bahwa yang berada di bawah Arasy Allah itu ialah air yang oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dijadikan unsur pokok dalam menciptakan makhluk yang hidup,

Sebagaimana firman-Nya:
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman.
(QS. Al-Anbiya' [21]:30)

Kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala menerangkan, bahwa tujuan menciptakan langit dan bumi itu dalam enam masa, dan adanya Arasy Allah semula di atas air, yang menjadi unsur pokok dari semua makhluk yang hidup ialah agar Dia menguji siapa di antara kamu yang lebih baik amal perbuatannya. Allah telah menyediakan semua yang berada di bumi ini untuk kemanfaatan manusia,

Sebagaimana firman-Nya:
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا
Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu.
(QS. Al-Baqarah [2]:29)

Semua manusia yang berada di atas permukaan bumi itu diperintah supaya berusaha dengan segala kemampuan dan kesanggupannya untuk mengambil manfaat daripadanya, untuk menggali pendayagunaan dari alam semesta ini, yang ada di bumi, di lautan dan di udara seperti barang tambang yang terdapat di perut bumi, di dasar laut dan sebagainya supaya digali kemanfaatannya semaksimal mungkin untuk dimanfaatkan oleh seluruh umat manusia sebagai anugerah dari Allah Rabbul Alamin.

Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakan langit dan bumi itu menjadi ujian bagi manusia siapakah di antara mereka yang paling kuat imannya dan paling baik amalannya, yang paling berjasa untuk perikemanusiaan, siapa yang paling menonjol keterampilannya, siapa yang paling tinggi hasil produksinya, siapa yang paling jujur dan ikhlas dalam usahanya, dan sebagainya.

Dan tentulah Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak hanya menguji saja, akan tetapi akan memperhatikan pula hasil ujiannya, dan memberi pahala yang seimbang dengan jasanya. Balasan Allah itu diberikan setelah hari kiamat.

Akan tetapi, jika Nabi Muhammad berkata kepada kaum musyrikin di kota Mekah bahwa mereka akan dibangkitkan setelah mati untuk mempertanggungjawabkan segala amal perbuatannya ketika di dunia, maka mereka akan menjawab: "Apa yang kamu kemukakan dari Alquran itu hanyalah sihir belaka, untuk menekan kami supaya taat kepadamu dan untuk mencegah kami dari kenikmatan dan kelezatan dunia."

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari) yang permulaannya adalah hari Ahad dan berakhir pada hari Jumat (dan adalah Arasy-Nya) sebelum diciptakan langit dan bumi (di atas air) yaitu berada di atas angin (agar Dia menguji kalian) lafal liyabluwakum berta'alluq kepada lafal khalaqa artinya, Allah menciptakan langit dan bumi beserta isinya yaitu berupa manfaat-manfaat dan maslahat-maslahat bagi kalian untuk menguji kalian (siapakah di antara kalian yang lebih baik amalnya) artinya yang lebih taat kepada Allah (dan jika kamu berkata) hai Muhammad, kepada penduduk Mekah

("Sesungguhnya kalian akan dibangkitkan sesudah mati," niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata, "Tiada lain) tidak lain (ini) yakni Alquran yang menceritakan adanya hari berbangkit seperti yang telah engkau katakan itu (hanyalah sihir yang nyata") sihir yang jelas. Menurut qiraat dibaca saahirun bukannya sihrun; sedangkan yang diisyaratkan oleh musyar ilaih adalah Nabi Muhammad saw. bukannya Alquran.
««•»»
And He it is Who created the heavens and the earth in six days, the first of which was Sunday and the last, Friday — and His Throne, before creating them, was upon the water, borne by the winds — that He might try you (li-yabluwakum is semantically connected to khalaqa, ‘He [Who] created’), in other words, He created them and all that is beneficial and good for you in them, in order to test you: which of you is best in conduct, that is, [which of you] is most obedient to God. And if you were to say, O Muhammad (s), to them: ‘Truly you shall be raised again after death’, those who disbelieve will say, ‘This, Qur’ān that speaks of resurrection — or, [this] that you are saying — is nothing but manifest, clear, sorcery’ (sihrun: a variant reading has sāhirun, ‘sorcerer’, in which case the reference is to the Prophet (s).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 6][AYAT 8]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
7of123
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=11&tAyahNo=7&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2   
al-quran.info/#11:7

Kamis, 12 Februari 2015

[011] Huud Ayat 006

««•»»
Surah Huud 6

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
««•»»
wamaa min daabbatin fii al-ardhi illaa 'alaa allaahi rizquhaa waya'lamu mustaqarrahaa wamustawda'ahaa kullun fii kitaabin mubiinin
««•»»
Dan tidak ada suatu binatang melata {709} pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya {710}. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).
{709} Yang dimaksud binatang melata di sini ialah segenap makhluk Allah yang bernyawa.
{710} Menurut sebagian ahli tafsir yang dimaksud dengan tempat berdiam di sini ialah dunia dan tempat penyimpanan ialah akhirat. dan menurut sebagian ahli tafsir yang lain maksud tempat berdiam ialah tulang sulbi dan tempat penyimpanan ialah rahim.
««•»»
There is no animal on the earth, but that its sustenance lies with Allah, and He knows its [enduring] abode and its temporary place of lodging. Everything is in a manifest Book.
««•»»

Binatang-binatang yang melata yang hidup di atas bumi yang meliputi binatang yang merayap, merangkak atau pun yang berjalan dengan kedua kakinya, semuanya dijamin rezekinya oleh Allah swt. Binatang-binatang itu diberi naluri dan kemampuan untuk mencari rezekinya sesuai dengan kejadiannya, semuanya itu diatur oleh Allah Taala dengan hikmah dan kebijaksanaan-Nya sehingga selalu ada keserasian.

Jika tidak diatur demikian, mungkin pada suatu saat ada semacam binatang yang berkembang biak terlalu cepat sehingga mengancam kelangsungan hidup binatang-binatang yang lain, atau ada yang mati terlalu banyak sehingga mengganggu kesehatan umum. Maka pantaslah jika sebagian binatang memakan sebagian yang lain lagi, sehingga kehidupan yang harmonis selalu dapat dipertahankan.

Allah mengetahui tempat berdiam binatang-binatang itu dan tempat penyimpanannya ketika masih berada dalam perut induknya. Pada kedua tempat itu Allah senantiasa menjamin rezekinya dan semua itu telah tercatat dan diatur serapi-rapinya dalam sebuah kitab yang nyata yaitu Lohmahfuz yang berisi semua perencanaan dan pelaksanaan dari seluruh ciptaan Allah secara menyeluruh dan sempurna.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan tidak ada) huruf min di sini zaidah (suatu binatang melata pun di bumi) yaitu hewan yang melata di atas bumi (melainkan Allahlah yang memberi rezekinya) Dialah yang menanggung rezekinya sebagai karunia daripada-Nya (dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu) tempat hidupnya di dunia atau pada tulang sulbi (dan tempat penyimpanannya) sesudah mati atau di dalam rahim. (Semuanya) yang telah disebutkan itu (tertulis dalam kitab yang nyata) kitab yang jelas, yaitu Lohmahfuz.
««•»»
And there is not (wa-mā min: min is extra) a creature (dābba is that [creature] which treads [dabba]) in the earth but the sustenance thereof rests on God, [sustenance] which He has undertaken [to provide], out of His bounty, exalted be He. And He knows its habitation, its dwelling-place in this world — or in the loins — and its repository, after death, or in the womb. All, that which is mentioned, is in a manifest, a clear, Book, which is the Preserved Tablet (al-lawh al-mahfūz).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 5][AYAT 7]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
6of123
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=11&tAyahNo=6&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2   
al-quran.info/#11:6